Senin, 01 November 2010

"DI PINTU MAUT SEKALIPUN, MASIH MENGASIHI MUSUH"

Pekeibo S'
"SERUAN GEMBALA, 
KARENA MENGASIHI NYAWA"
Sejarah mencatat, di belahan planet bumi ini, dunia orang hitam tidak pernah hidup adil, damai, aman dan sejahtera di atas tanahnya sendiri. Hak mereka diambil tanpa alasan yang jelas, mereka dipandang sebagai manusia kelas mahluk binatang sehingga tanpa kasih sebagiamana kepada sesama manusia, ditumpahkan darahnya di tanah sebagai pupuk baik bagi kehidupan penjajah.Jika memang itu benar? Kita semua orang beragama, di dalam kitab suci agama manakah yang menyuratkan tentang orang hitam adalah kelas bawah (tidak ada nilainya) sehingga bebas melakukan apa saja terhadap mereka ini? Saya prediksikan setiap hari di belahan dunia, ribuan bahkan jutaan orang kulit hitam mencucurkan air mata dari mata mereka di atas tanahnya sendiri. Semntara puluhan bahkan ratusan lainnya nyawa mereka melayang.

Mingkinkah orang hitam sebagai mahluk pengacau keamanan dunia sehingga harus diperlakukan sewenang-wenang bahkan sampai menumpas habis dari bumi ini? Jangan jauh-jauh, di Indonesia; orang West Papua berkulit hitam berambut kriting ras melanesia dari pangkuan penjajah kepada pangkuan penjajah yang lain diberikan label Gerakan Pengacau Keamanan (GPK), Separatis, Makar, OPM, Povokator dll. Supaya orang yang berlabel demikian dimusnahkan dari muka bumi ini.

Coba anda merenungkan fakta di pulau Papua, (maaf tapi kenyataan di lapangan) bahwa tanah West Papua dititipkan TUHAN untuk kehidupan dan keamanan orang pendatang serta mereka (para Yudas kedua) yang hidup aman, nyaman dan terkendali. Indonesia mengklaim diri bahwa dengan memberikan uang OTSUS yang sedang membanjiri di West Papua mereka sedang hidup aman, damai, adil, sejahtera dsb., namun pada kenyataannya bunyi OTSUS sebagai bunyi lonceng yang mengundang ribuang bahkan jutaan manusia membanjiri berbondong-bondong ke West Papua dengan tujuan entah benar atau tidak, baik atau jahat berinvestasi di West Papua. Sayang hidup orang West Papua terancang karena makanan yang orang West Papua konsummsikan hari ini pun dirampas, apalagi usaha-usaha seperti PT, CV, Toko, Mall, Supermarket, dll. Jalan terbaik untuk merampas hidup dengan memberikan label kepada orang West Papua bodoh, terbelakang, tertinggal, tadak tahu, masih jaman kuno, belum banyak pendidikan dll.

Label demi label di atas adalah kecerdikan Indonesia sebagai senjata ampuh membunuh karakter secara sistematis untuk tetap menindas dan menjajah di atas tanahnya sendiri. Jangan pernah tertipu bahwa orang West Papua tidak bisa, bodoh dsb., orang West Papua tetap akan tidak bisa, bodoh, terbelakang dll., karena orang West Papua ditutupi oleh awan gelap untuk menjajah dan menindas tanah West Papua supaya orang West Papua tidak menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Sungguhpun orang West Papua ada di bawah awan gelap sehingga terancam masa depan yang penuh harapan, orang West Papua membawah nama baik bagi Indonesia di mata Internasional dengan beberapa kemenangan yang diraih oleh putra - putri terbaik dari West Papua, salah satu dari sekian banyak nama baik bagi Indonesia yaitu Olimpiade fisika di Eropa.

Anda pasti tahu bahwa karakter orang West Papua yang penuh kasih tanpa pandang bulu, status, maupun kulit akan terasa aman dan nyaman untuk mencari hidup. Jika anda membuat usaha apa saja, pasti mereka tidak menghalangi anda, jika anda membuka perusahan dan menikmati hasilnya, anda tidak akan dihalangi dan tidak akan diirinya. Lebih aneh lagi, anda menggunakan kekerasan untuk mengoperasikan perusahaan tambang, mereka membiarkan anda untuk menambangnya. Di pintu maut sekalipun orang West Papua tetap masih mengasihi musuh sebagai sahabat karib.

Jika Manusia, pasti mencintai nyawa manusia yang melayang untuk menyelamatkan. Jika binatang pasti mencintai sesama binatang. Jika kehadiran sebuah bangsa untuk mensejahterakan rakyat, pasti menyelamatkan manusia karena kehadiran sebuah bangsa untuk kesejahteraan rakyat. Tapi untuk kepentingan kedudukan, kekayaan dan kehormatan para penguasa, pasti membabat hutang manusia dan akan menaru kedudukan. kekayaan dan kehormatan dalam pupuk darah manusia yang tidak berdosa. Anak kecilpun sudah dapat dikenal dari perbuatannya. Generasi muda West Papua, tunjukkanlah kemanusiaan anda, kasihilah musuhmmu dan berbuat baik kepada mereka yang menganiaya kamu, tetapi menyelamatkan sisa-sisa Bangsa Papua untuk masa depan West Papua ti atas tanah leluhur.

Melawan penindas, pemerkosa, perampok, pencuri, penipu dan pembunuh dari muka bumi ini. Karena dia inilah musuh bersama yang harus kita berantas. Jika seorang oknum menjajah atas hidup sesamanya, tiada kata "lawan dan mengusur". Jika seorang memperkosa hak sesama yang tidak berdosa, tiada kata "lawan dan mengusur". Apalagi sebuah Negara yang mencabut nyawa manusia yang bukan ciptaannya, tiada kata "Lawan dan mengusur". Dosa dinyatakan, kejahatan dicabut dan penjajah diusir karena kami masih mengasihi musuh untuk menyelamatkan masa depan anak cucu di tanah leluhurnya. SEBAB SIAPAPUN ANDA, HIDUP ADALAH HAK SEMUA MANUSIA YANG HIDUP DI PLANET BUMI INI.

"Sekalipun di pintu maut, kami akan tetap mengasihi musuh, karena itulah budaya hidupku."
Syaloom, generasi muda pembawah damai untuk manusia.


Jayapura, 01 November 2010 jam 20:21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar